Seru, mungkin kata itu
yang bisa saya katakan saat mengingat suatu kejadian yang gak beruntung.
Kejadian yang kurang beruntung pasti semua orang pernah mengalaminya. Kali ini
aku mau cerita kejadian kesialanku dengan salah satu temen SMP ku dulu, yang
bernama Ryan. Kejadian ini terjadi saat liburan di bulan Puasa (Juli 2015)
kemare. Nah, aku sama temenku ini
berinisiatif untuk maen bareng, biar tambah keren aku mengajak dia untuk pergi
ke tempat/wisata alam yang ada di Gunung Kidul (DIY). Iya,, kenapa aku memilih
untuk ke wisata alam? Nah mungkin kalian tahu alasanku, yaitu biar aku bisa
share fotoku di instagram dengan caption #exploreindonesia.
Pada hari Senin malam, tanggal 6 Juli 2015, tiba-tiba
Ryan (temen SMP tadi) nge’BBM aku, katanya :”Nis, ayo dolan cah loro wae, tak
bayari bensin.”(Nis, ayo main sama aku, kita berdua saja, nanti bensinnya yang
bayar aku). Nah, ajakan itu aku “iyakan” saja, coz lumayankan maen tapi
dibayari temen. Awalnya dia mengajak aku untuk maen ke salah satu mal di Jogja.
Ahh, aku pikir itu tempat yang sangat mainstream, dan saat itu dompetku juga
lagi tipis, jadi mau ngapain maen ke mall, kalo ga ada duit. Akhirnya dengan
keraguan yang sangat besar, aku mengajak Ryan untuk maen ke Gundul (Gunung
Kidul). Kenapa keraguanku besar? Nah, karena aku dan Ryan gak tau apa-apa
tentang kabupaten Gunung Kidul ini, kita berdua sama sekali gak hafal jalan di
Gunung Kidul itu. Awalnya, si Ryan ini gak mau, karena tempatnya yang cukup
jauh dari rumah dan juga gak hafal jalan. Dengan sok-sok’an aku mengejek dia,
kalo dia itu cupu, ga berani maen jauhh. Dia terus aku ejek, dan akhirnya dia
mau aku ajak ke G.Kidul. Tapi, ada satu masalah lagi, yaitu kita gak tau tempat
wisata mana yang akan kita kunjungi. Dan aku berinisiatif cari di google :
“tempat wisata gunung kidul” , Jebbrettt.... langsung banyak pilihannya, dan
aku milih aja pantai Drini. Pada keesokan harinya, tanggal 7 Juli two thousand and
fifteen, tepatnya hari Selasa, sekitar pukul 07.30 WIB, si Ryan ini menjemput
aku di rumahku. Oh yaa,,,sebelum berangkat aku dan si Ryan mengotak atik GPS di
Hape ku, soalnya kami sama sekali ga tauu jalan mana yang harus kami lewati,
akhirnya kami menemukan jalur menuju DRINI BEACH, melalui alatku yang bernama
Gi.Pi.eS. Langsung kami tancap gasss. Nah, setahuku kalau menggunakan GPS itu
udah amanlah, gabakal kesasar, tapi ternyata justru si GPS ini membuat kami
bingung, soalnya jalan yang kita lalui ini muter-muter, tapi gapapa lah, yang
penting sampe. Akhirnya setelah sekitar 2 jam perjalanan sampailah kami
di pantai yang bernama Drini. Sesampainya di sana, aku bingung harus seneng ato
sedih soalnya pantainya sepi (maklum pd saat itu masih dalam bulan Puasa),
paling cuma ada beberapa aja. Halahh...langsung aja,,, saat melihat airnya kami
langsung aja melepas kain yang menutupi tubuhku(baju, bukan celana). Nah, saat
bermain itu, aku merasa risih soalnya kita berdua diliatin sama bapak2 penduduk
pantai, mungkin mereka bingung melihat kami kaya orang maho yang sedang pacaran.
ahhh,,,luweh, yang penting aku masih normal(masih suka sama lawan jenis) haha.
Salah satu keindahan panti ini adalah di tengah laut(tapi masih agak pinggir)
terdapat bukit yang bernama pulau Drini, kami tertarik untuk naik ke pulau itu,
tapi agar bisa naik ke bukit itu, kita harus berjalan menyeberangi laut dan
hanya berpegangan seutas tali tambang, sebenernya sih ngeri, kalo kalo,,aku
nanti hanyut (soalnya sampai saat ini aku ga bisa renang -_-), benar-benar
memalukan, masa udah berbelas-belas tahun hidup di bumi masih belum bisa
renang. Sesampainya di atas bukit itu, ternyata di atasnya banyak di tumbuhi
pepohonan(ga tau nama pohonya) dan dari sana kita bisa melihat pantai-pantai
yang bersebelahan dengan pantai Drini, joss lah pokok’e.
Nah setelah turun dari pulau itu, kami beristirahat di depan warung-warung, karena haus aku pun minta ijin sama si Ryan kalo aku mau beli minuman (soalnya saat itu temenku itu sedang puasa). Pengennya sih aku ga mau beli minum(biar ga mengganggu puasa si Ryan), tapi gimana lagi? Aku sudah sangat bernafsu untuk minum(suegerrr...). Untunglah imannya si Ryan ini kuat, jadi dia ga tergoda dengan minuman yang aku minum. Hah.. Setelah sekitar pukul 14.00 WIB, aku mengajak si Ryan pulang ke Sleman. Tapi yang membuat bingung adalah di sana ga ada sinyal, sehingga kami ga bisa mencari jalan pulang melalui GPS tadi, parahnya kami juga ga hapal jalan yang sudah kami lewati tadi. Akhirnya kami beranikan pulang dengan tanpa alat penunjuk jalan itu, nah,,,saat di jalan tiba-tiba GPS nya hidup dan menemukan jalur pulang. Dan kami mengikuti jalur itu, anehnya kami justru melewati rumah-rumah penduduk yang jalannya sempit, dan akhirnya kami justru tersesat di kebon milik penduduk desa. Saat itu kami bingung, di kebun itu ga ada lagi jalan, tapi di GPS nya menunjukkan bahwa di kebun itu ada jalannya. Akhirnya kami putar balik saja, setelah sampai jalan agak besar kami hanya mengikuti mobil-mobil (ber-plat AB) yang melintasi jalan itu. Sukurlah mobil yang kami ikuti juga akan menuju kota Jogja, sampai akhirnya aku dan si Ryan sudah sampai di Sleman dan dia langsung mengantarku ke rumah ku. Dan kita berpisahNah,,,itu tentang pengalaman ku yang tersesat di Gunung Kidul (Lose in Southern Mountain). Mungkin dihari esok akan ada beberapa pengalaman kesasarku yang lebih seru lagi, entah hanya kesasar biasa ato benar benar hilang....
Penampakan pantai Drini dari atas pulau Drini |
Pas lagi di atas pulau Drini |
Nah setelah turun dari pulau itu, kami beristirahat di depan warung-warung, karena haus aku pun minta ijin sama si Ryan kalo aku mau beli minuman (soalnya saat itu temenku itu sedang puasa). Pengennya sih aku ga mau beli minum(biar ga mengganggu puasa si Ryan), tapi gimana lagi? Aku sudah sangat bernafsu untuk minum(suegerrr...). Untunglah imannya si Ryan ini kuat, jadi dia ga tergoda dengan minuman yang aku minum. Hah.. Setelah sekitar pukul 14.00 WIB, aku mengajak si Ryan pulang ke Sleman. Tapi yang membuat bingung adalah di sana ga ada sinyal, sehingga kami ga bisa mencari jalan pulang melalui GPS tadi, parahnya kami juga ga hapal jalan yang sudah kami lewati tadi. Akhirnya kami beranikan pulang dengan tanpa alat penunjuk jalan itu, nah,,,saat di jalan tiba-tiba GPS nya hidup dan menemukan jalur pulang. Dan kami mengikuti jalur itu, anehnya kami justru melewati rumah-rumah penduduk yang jalannya sempit, dan akhirnya kami justru tersesat di kebon milik penduduk desa. Saat itu kami bingung, di kebun itu ga ada lagi jalan, tapi di GPS nya menunjukkan bahwa di kebun itu ada jalannya. Akhirnya kami putar balik saja, setelah sampai jalan agak besar kami hanya mengikuti mobil-mobil (ber-plat AB) yang melintasi jalan itu. Sukurlah mobil yang kami ikuti juga akan menuju kota Jogja, sampai akhirnya aku dan si Ryan sudah sampai di Sleman dan dia langsung mengantarku ke rumah ku. Dan kita berpisahNah,,,itu tentang pengalaman ku yang tersesat di Gunung Kidul (Lose in Southern Mountain). Mungkin dihari esok akan ada beberapa pengalaman kesasarku yang lebih seru lagi, entah hanya kesasar biasa ato benar benar hilang....
0 komentar:
Posting Komentar